Sun. Mar 26th, 2023

Apa Itu Tes Pauli?

Ketika melamar pekerjaan di perusahaan besar, umumnya ada beberapa tes yang perlu kita lalui sebelum memasuki tahap wawancara bersama user. Salah satu dari sekian banyak prosesnya adalah psikotes dengan memakai beberapa medium, salah satunya tes Pauli.

Tes ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1938 oleh Richard Pauli, Wilhelm Arnold, dan Vanmenthod. Medium ini merupakan pembaruan dari tes krapelin yang merupakan ciptaan Emil Kraepelin. Isinya berupa deretan angka yang harus peserta kalkulasi secara berurutan dari atas ke bawah. Terdiri dari 50 nomer di setiap kolom dengan jumlah soal yang bisa lebih dari 2.000 soal hitung.

Pada praktiknya, pengawas akan memberikan batas waktu kepada peserta untuk mengerjakan setiap baris soal. Maka dari itu, umumnya cuma sedikit dari para peserta yang bisa mengerjakan semua barisan tersebut secara sempurna. Ketika pengawas menyuruh ganti baris, maka kamu harus langsung meninggalkan barisan tersebut dan mengerjakan barisan yang baru.

 

Persiapan Mengerjakan Tes Pauli

Dalam mengerjakan Tes Pauli, Anda harus konsentrasi yang tinggi untuk mengerjakan tes ini dengan benar, di bawah tekanan waktu yang terbatas. Oleh sebab itu, ada lebih dari satu hal yang perlu Anda persiapkan sebelum saat melakukan tes ini, seperti:

• Konsentrasi;

• Keterampilan berhitung cepat;

• Motivasi dan orientasi terhadap tujuan;

• Respon cepat untuk menuliskan angka;

• Fokus;

• Tenaga fisik. 

 

Tujuan Tes Pauli

Dari serangkaian psikotes salah satunya tes Pauli ini mempunyai tujuan yakni untuk melihat ketelitian, kecepatan, ketekunan, dan daya tahan kandidat. Biasanya perusahaan jadikan untuk menilai kinerja karyawan saat bekerja dan manajemen stres terhadap tekanan kerja.

Selain itu, melalui tes ini, rekruter dapat menilai tingkat ketelitian, kecepatan, ketekukan, dan daya tahan seorang kandidat. Meski bukan menjadi satu-satunya tolak ukur, tapi banyak rekruter yang menggunakan hal ini untuk menilai seorang kandidat.

Nantinya, rekruter akan menggabungkan hasil tes Pauli dengan tes lain untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Selain di dunia kerja, juga banyak digunakan saat tes masuk kuliah, untuk mengukur daya ingat dan kelelahan distraksi mahasiswa.

 

Perbedaan Tes Pauli dan Kraepelin

Beberapa dari kita yang awam dengan banyak ragam tipe psikotes serupa, kadang bingung membedakan antara satu tes dengan tes lainnya. Salah satu yang kerap kita anggap sama dengan tes Pauli adalah tes Kraepelin. Keduanya sebenarnya sama-sama menyajikan bentuk yang serupa, yakni kombinasi dari bermacam angka. Padahal, keduanya benar-benar berbeda.

Berikut adalah beberapa perbedaan yang cukup signifikan, dikutip dari beberapa sumber:

1. Sistem Pengerjaan

Hal pertama yang membedakan tes Pauli dan tes Kraepelin adalah cara pengerjaan. Tes Pauli mengharuskan kita untuk mengerjakan tes dari atas ke bawah, sementara tes Kraepelin, mengharuskan kita untuk melakukan tes dari bawah ke atas.

 

2. Sejarah

Perbedaan berikutnya yakni sejarah dan juga pencetusnya. Tes Kraepelin pertama kali tercipta oleh Emil Kraepelin di abad ke-19. Tepatnya ketika dia ingin mendiagnosa masalah otak pada manusia, yakni Alzheimer dan Demensia

Sementara tes Pauli pertama kali dikembangkan oleh Dr. Richard Pauli. Dengan harapan penggunanya dapat menilai kepribadian seseorang.

 

3. Cara Pengerjaan

Perbedaan lainnya adalah langkah pengerjaan yang mencakup interval waktu pengerjaan dan durasi pengerjaan tes itu sendiri. Pada pengerjaan tes Kraepelin, peserta bakal memperoleh instruksi “pindah”, yang mengharuskan peserta untuk segera mengerjakan soal yang ada di kolom selanjutnya. Adapun, durasi pengerjaan tes Kraepelin sekitar 15-35 menit saja, dan tidak ada keharusan bagi peserta untuk mengerjakan soal tersebut hingga selesai.

Sementara itu, pada pengerjaan tes Pauli, peserta bakal memperoleh instruksi “Garis” yang mengharuskan peserta untuk memberikan garis pada angka terakhir yang peserta kerjakan. Ketika aba-aba tersebut digaungkan oleh penyelenggaran, maka peserta perlu mengerjakan soal tes baru yang ada di kolom yang sama. Durasi pengerjaan tes Pauli lebih lama daripada tes Kraepelin, yakni 60 menit atau satu jam.

 

4. Lembar Kerja

Pada tes Kraepelin, lembar kerja hanya terdiri dari satu lembar kertas berukuran A4/F4. Sementara pada tes Pauli, lembar kerja seukuran koran dengan jumlah lebih dari satu lembar.

Karena itu, tidak jarang pada tes Pauli banyak orang menyebutnya dengan tes koran sebab lembar kerjanya yang menyerupai koran. Peserta dimungkinkan untuk memperoleh tambahan lembar kerja, ketika satu lembar kerja sudah dia rampungkan semua.

 

5. Penilaian

Perbedaan terakhir terdapat pada langkah penilaian dari masing-masing tes. Penilaian dari keduanya meliputi hasil penjumlahan, bentuk angka, grafik, kebersihan dan kerapian, hingga kedispilinan.

 

Cara Mengerjakan Tes Pauli

Sebelum memulai, umumnya rekruter bakal menjelaskan langkah mengerjakan tes Pauli. Tugasmu, adalah menyimaknya dengan saksama. Tes ini mengharuskan kamu untuk menjumlahkan dua angka teratas secara berurutan, lantas menuliskan hasilnya di sebelah kanan di antara dua angka tersebut.

Jika pada penjumlahan tersebut menghasilkan dua digit angka, kamu cuma perlu menuliskan digit paling akhir saja. Pola ini perlu konsisten kamu lakukan sampai memperoleh aba-aba untuk menggarisbawahi angka paling akhir dan menjumlahkan seluruh hasil perhitunganmu sebelumnya.

Jika pada prosesnya terdapat kekeliruan, maka kamu perlu mencoret angka yang salah, lantas menuliskan hasil yang benar di samping angka yang telah kamu coret sebelumnya. Kemudian, kalau kamu tidak sengaja melewatkan lajur soal, kamu tidak perlu panik, cukup lanjutkan perhitunganmu pada lajur selanjutnya.

Ketika mengerjakan tes ini, pastikan fokus dan konsentrasimu terjaga sehingga mampu mengerjakan soal dengan ritme yang stabil. Karena, ini bakal menghindarkanmu dari kurva yang bentuknya zig-zag, yang bisa saja mengurangi penilaian rekruter atas kepribadianmu.

Ingat bahwa kamu tidak perlu menjumlahkan seluruh angka dari atas sampai bawah, cukup jaga ritmemu agar tetap konsisten sampai tes selesai. 

 

Penilaian Tes Pauli

Setelah tes selesai Anda kerjakan, rekruter akan menilai jawabanmu dengan mengkalkulasi beberapa hal, seperti:

• Jumlah jawaban yang salah;

• Jumlah jawaban yang benar;

• Total perhitungan yang berhasil Anda kerjakan;

• Jawaban yang Anda ubah.

 

Dari sana, rekruter dapat menilai lima aspek yang berkenaan dengan kepribadianmu, seperti:

• Sifat penyesuaian atau adaptasi, yang dapat mereka nilai melalui total penjumlahan dan graifknya.

• Sifat bertahan terhadap tekanan, yang dapat mereka nilai melalui skor penjumlahan keseluruhan

• Stabilitas emosi, yang terlihat dari rata-rata skor penjumlahan rendah dan tinggi.

• Motivasi, yang terlihat dari skor penjumlahan dan grafik.

• Akurasi dan konsentrasi, yang terlihat dari jumlah yang Anda buat kala mengerjakan tes secara keseluruhan.

 

Tips Mengerjakan Tes Pauli

Agar dapat mengerjakan tes secara maksimal, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan dan siapkan sebelum dan waktu mengerjakan tes:

• Siapkan alat tulis yang lengkap. Meski umumnya rekruter sudah membuat persiapan alat tulis untuk seluruh peserta, tidak ada salahnya untuk menyiapkannya sendiri.

• Lakukan dengan teliti dan jangan terburu-buru, agar Anda dapat menjaga kestabilan ritme pengerjaanmu.

• Dengarkan instruksi penguji secara seksama dan jangan mengalihkan fokusmu pada hal lain.

• Teruslah berlatih agar Anda terbiasa dengan pola pengerjaannya. 

By roket